Penyusupan. Bisnis Tiket Pesawat. Pada beberapa tahun lalu, aksi penyusupan atau menyerang ke dalam sebuah jaringan sistem komputer, hanya dilakukan secara iseng oleh orang-orang tertentu yang memang menguasai bidang IT. Umumnya hanya bertujuan untuk memamerkan tingkat kepandaian mereka sebagai hacker. Tapi seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan situasi, kegiatan para hacker itu memang bertujuan untuk merusak. Hingga lahirlah istilah 'cracker', hacker yang melakukan aksi penyusupan dan pengrusakan jaringan komputer. Kian hari, misi mereka makin serius dan telah mewakili kepentingan yang lebih besar. Spionase bisnis, politik, bahkan militer. Lalu baru-baru ini sudah lahir lagi istilah 'cybergeddon' yang menggetarkan itu. Cybergeddon didefinisikan sebagai serangan dan pengrusakan jaringan sistem komputer dalam skala massal yang dilakukan oleh para cracker yang mewakili kepentingan beberapa pihak bahkan negara. Para pengamat bidang IT bahkan sudah menempatkan cybergeddon sebagai bencana terbesar kedua setelah ancaman perang nuklir. Kehidupan dan aktifitas masyarakat manusia yang telah menggunakan sistem komputerasi dalam jaringan global akan lumpuh total. Jaringan transpotasi, perbankan, komunikasi, perdagangan, pertahanan, dan bidang-bidang kehidupan lain yang sudah dijalankan dengan jaringan komputer akan menjadi tidak berfungsi. Ulah radikal para cracker yang membuat dunia bagai mengalami kiamat.
Serangan cyber ternyata sudah dianggap sebagai suatu ancaman serius. Bahkan posisinya ditempatkan satu tingkat di bawah perang nuklir dan senjata pemusnah masal yang mampu membumihanguskan ratusan hingga ribuan nyawa dalam satu serangan. Kemajauan teknologi yang tak ada batasnya menjadi latar belakang kekhawatiran para ahli tersebut. Mereka pun mewanti-wanti akan terjadinya 'cybergeddon'. Yakni suatu kondisi dimana semua sarana dan infrastruktur penting yang memanfaatkan perangkat komputer diacak-acak oleh cracker.
Dikutip detikINET dari Examiner, Sekretaris Deputi untuk Keselamatan Masyarakat New York mendeskripsikan, layanan yang menjadi target empuk serangan cyber tersebut adalah institusi lembaga keuangan hingga sistem pasokan air bersih. Computer hacking pada awalnya memang lebih dikenal di kalangan bawah tanah dunia maya 'hanya' sebagai kegiatan iseng-iseng. Hal itu biasanya dijadikan sebagai ajang unjuk kemampuan ketika menjebol suatu sistem komputer atau situs sebuah organisasi/perusahaan. Namun seiring berjalannya waktu, aksi 'usil' itu terus berkembang dan malah disalahgunakan untuk tujuan lebih dari sekadar mencari kesenangan, namun bersifat melumpuhkan jaringan komputer lawan.
Seperti yang dilakukan para dedemit maya asal Rusia yang memporak-porandakan jaringan internet Estonia dan Georgia pada tahun lalu. Kemudian ada aksi simpatisan Palestina yang menggelar aksi simpatik dengan menyerang sejumlah situs Israel. Nah, gerakan-gerakan inilah yang dikhawatirkan bakal berkembang menjadi aksi serangan cyber massal. Dimana para dedengkot hacker di setiap negara saling melancarkan serangan.
Juru bicara Global Terror Alert juga menyoroti soal adanya gerakan-gerakan jaringan teroris yang memanfaatkan situs jejaring sosial untuk merekrut anggota baru dan menyebarkan pemikiran-pemikiran radikalnya. "Satu tempat kau hancurkan, maka akan ada lagi yang akan muncul di tempat lainnya." ujar juru bicara Global Terror Alert, menyoroti gesitnya situs-situs radikal tersebut.
Hidroponik: Cara menanam lombok / cabai dengan mudah, 3 bulan panen
-
Video: Hidroponik: Cara menanam lombok / cabai dengan mudah, 3 bulan panen
| TV Kampung.
8 years ago